Tenaga Dalam untuk Kesehatan dan Pengobatan

TENAGA dalam tak lagi dipandang sebelah mata. Penguasaan tenaga dalam oleh seseorang menjadi alternatif untuk pengobatan dan kesehatan. Jenis olah tubuh ini diminati kalangan esklusif seperti para eksekutif.

SENAM PERNAPASAN — Puluhan warga mengikuti senam tenaga dalam dan pernafasan di Lapangan Hatta Palembang, beberapa hari lalu. (Sripo/jack)

Boleh jadi, Sumsel khususnya di Palembang sedang dilanda tren olah tubuh dan pengobatan alternatif menggunakan tenaga dalam.
Sekitar pukul 21.00, setiap Kamis di Halaman Pemprop Sumsel, puluhan orang berseragam celana hitam dan T-Shirt warga hijau muda, tengah memperagakan gerakan sesuai arahan dan bimbingan dari pelatih. Tubuh mereka dibasahi keringat.
Di antara peserta latihan tampak H Moch Hatta, SE, MM, Wakadishub Sumsel yang terlihat menyeka keringatnya yang bercucuran. Hatta dan beberapa pejabat lainnya di lingkungan Pemprop Sumsel biasa berlatih olah tubuh dengan tenaga dalam Prana Sakti.
Sementara setiap pagi Minggu antara pukul 06.00-10.00 di pelataran Masjid Agung, beberapa pengurus Yayasan Masjid Agung, seperti Drs H Jalaluddin (Ketua Yayasan Masjid Agung) dan anggota security Masjid Agung tampak melatih kepekaan dengan olah tubuh melalui Pencak Silat Merpati Putih.
Begitu juga di Pusri, beberapa pejabat teras dan senior di BUMN ini asyik mengolah tubuh dengan latihan tenaga dalam Tedari, seperti yang ditekuni, Syamsu Rizal (mantan staf Dinas Humas PT Pusri). Di sini juga ada yang berlatih Satria Nusantara.
Olah tubuh tenaga dalam juga ditekuni dr Hamid Rasyid, Pembantu Rektor IV Unsri. Ia sudah 12 tahun mendalami olah tubuh di Prana Sakti. Hamid menuturkan manusia memiliki sistem biolistrik yang menarik. Sel-sel dalam tubuh manusia jumlahnya lebih dari satu triliun yang masing-masing memiliki muatan listrik sebesar 90 mega volt (mV). Dengan pengolahan gerak, napas dan konsentrasi dapat menghasilkan sistem biolistrik yang lebih mantap.
“Muatan listrik yang tadinya tidak beraturan, setelah dilatih, kemudian dikutubkan sudah siap digunakan,” katanya.
Hamid Rasyid bahkan mengatakan tenaga dalam sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian orang.
Tak Pernah Sakit
Olah tubuh berbeda dengan jenis olahraga lainnya, karenanya orang-orang yang berusia lanjut sangat tepat untuk mengikuti olah tubuh apapun alirannya. Karena gerakan yang diajarkan tidak memaksakan tetapi sesuai dengan kebutuhan.
Di Merpati Putih misalnya, latihan untuk mengolah ether (medan elektromagnetik) melingkupi tubuh manusia diolah melalui gerakan dan pernapasan dada, perut, dan pragma (kudalini). Ir Fathoni, seorang pelatih Merpati Putih di Palembang mengatakan, aspek gerakan mencakup jurus-jurus pukulan dengan bentuk pernapasan yang disesuaikan.
“Pernapasan tidak bisa dipisahkan dengan gerakan, teknik dan speed pukulan. Pukulan yang dilatih Merpati Putih tidak pernah menggunakan tulang sehingga cedera tidak pernah terjadi,” katanya.
Moch Hatta mengatakan, ia tertarik ikut olah tubuh karena ingin tetap sehat. Ia menekuni olah tubuh sejak 1991 lalu, hasilnya hingga saat ini ia tidak pernah berurusan dengan dokter. Ia percaya kolesterol yang ada di tubuh secara bertahap hilang begitu gejala penyakit lain.
“Tidak latihan dua minggu saja, tubuh ini terasa berat dan kesehatan terganggu,” katanya.
Begitu juga dikatakan Taslim, karyawan swasta yang termotivasi mengikuti latihan olah tubuh untuk kesehatan. Bahkan, drg Abraham mengatakan, belajar olah tubuh mempercepat proses recovery lebih cepat saat tubuh mengalami keletihan. “Dengan gerakan-gerakan tertentu, kondisi tubuh dapat distabilkan sehingga tubuh tidak rentan dengan penyakit,” katanya. Ia mengatakan secara otomatis seorang memiliki pertahanan komponen tubuh yang kuat. (sin)

Badan Segar, Penyakit Menjauh
SEBAGAIMANA terapi medis, masyarakat yang mengikuti olah tubuh dapat memberikan pertolongan kepada sesama manusia yang sedang mengalami gangguan kesehatan. Tentu saja, cara pengobatan yang dilakukan masing-masing aliran berbeda begitu pula pola pendekatannya.
Saat tenaga dalam itu diperagakan tubuh dapat merasakan manfaatnya. Namun secara imiah sulit untuk dijelaskan, karena menyangkut fenomena tenaga dalam itu sendiri.
Tubuh manusia mempunyai titik-titik kekuatan tertentu yang biasa dibangkitkan dengan olah pernapasan. Pembangkitan itu mampu menghasilkan suatu sentuhan tanpa pergeseran fisik.
Dalam teknik pengobatan, pelaku dapat menggunakan sentuhan-sentuhan abstrak. “Orang dapat melakukan penyembuhan, jika ia memiliki kelebihan power,” kata dr Hamid Rasyid, Pembantu Rektor IV Unsri.
Menurutnya, orang yang memiliki kelebihan power dapat dirasakan jika ada daya tolak saat kedua telapak tangan didekatkan. “Manfaat latihan oleh tubuh, selain menyehatkan dan menyegarkan tubuh, karena sehat itu mahal, juga dapat memberikan pengobatan pada orang lain. Jadi di situ daya tariknya,” katanya.
Ir Fathoni, pelatih Merpati Putih di Palembang menambahkan, pada umumnya, penyembuhan dilakukan melalui tiga proses, pertama penghancuran penyakit, kedua menarik dan membuang penyakit, dan ketiga memagari tubuh pasien.
“Di Merpati Putih dilatih kepekaan bahkan bagi tunanetra dapat mengenal getaran di sekelilingnya,” katanya.
“Tenaga dalam bukan untuk pamer kekuatan tetapi menyadarkan manusia baik dan buruknya. Kesadaran seperti ini yang memberikan motivasi bagi seseorang untuk mempelajarinya,” katanya. (sin)

Sumber : http://www.indomedia.com/sripo/2004/02/27/2702gay3.htm